Implementasi Jujur Dalam Pendidikan Karakter (Pendikar) Universitas Bung Hatta

Cetak

Pendidikan Karakter (Pendikar) Universitas Bung Hatta kembali dilaksanakan pada Jum'at, 21 Oktober 2022. Jika sebelumnya pendikar dilaksanakan pada tingkat Universitas, pada minggu ketiga pelaksanaannya, kegiatan pendikar kali ini di fokuskan pada masing-masing fakultas yang ada di Universitas Bung Hatta .

Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta yang juga turut andil dalam kegiatan ini, mengambil tema kegiatan pendikar dengan judul "Implementasi Jujur Mulai Diri Sendiri", yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru Angkatan 2022.

Jujur merupakan kata yang mudah diucapkan tapi sulit untuk diimplementasikan. Merujuk dari pendapat Sugono dalam "Buku Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi", jujur ​​​​dapat didefenisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting dimiliki oleh mahasiswa baik dalam kehidupan akademik di kampus maupun dalam kehidupan sosialnya.

Tema jujur ​​​​yang menjadi topik pendikar kali ini tidak terlepas dari karakter Bung Hatta yang dikenal sebagai tokoh yang hidup dengan nilai-nilai kebaikan. Beliau sebagai pemimpin dan sekaligus proklamator negeri di atas segalanya.

Salah satu kutipan beliau tentang kejujuran yang terkenal adalah "Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun, tidak jujur sulit diperbaiki. Pesan moral ini harusnya menjadi pedoman bagi siapa saja dalam melaksanakan kegiatan untuk selalu jujur ​​​​terutama pada diri sendiri.

Berkaitan dengan tema pendikar kali ini, Muhammad Arya Saputra (Arya) selaku peserta dalam kegiatan pendikar menuturkan bahwa jujur ​​​​merupakan sesuatu yang berhubungan dengan apa yang diucapkan harus sesuai dengan yang dilakukan. Sifat jujur ​​wajib dimiliki oleh siapapun terutama mahasiswa agar tidak melakukan kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan perkuliahan. Tidak ada titip absen dengan teman dalam perkuliahan merupakan salah satu implementasi jujur ​​​​yang dimulai dari diri sendiri .

Senada dengan Arya, Philip Witmen Saragih (Philip) mengatakan bahwa jujur wajib dimiliki oleh siapa pun karena kejujuran dekat dengan ketaatan seseorang pada PenciptaNya. Seseorang bisa saja tidak jujur ​​​​pada orang lain, tapi dia tidak bisa membohongi Tuhannya. Tuhan Maha Mengetahui apa yang hambanya sembunyikan dari ketidakjujurannya pada sesama manusia. Implementasi jujur​​ dalam pelaksanaan perkuliahan adalah saat ujian tidak mencontek, tidak titip absen pada saat kuliah dan membuat segala bentuk tugas yang diberikan oleh dosen tepat waktu serta sesuai dengan instruksi yang diberikan.

Mutia Ayu Lestari (Ayu) dan Hesti Permata Yanda (Hesti) dalam kesempatan wawancara yang dilakukan oleh admin menyebutkan kejujuran itu sulit namun harus diterapkan. Saat kita jujur ​​baik dalam perkataan maupun perbuatan, ada sesuatu yang membuat hati lega dan bahagia karena telah jujur ​​​​khususnya pada diri sendiri. Kejujuran yang dilakukan merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap diri. Karena jika tidak dimulai dengan jujur ​​​​kepada diri sendiri, meminta orang lain juga untuk jujur ​​​​akan terasa sulit karena kita tidak memberikan contoh yang baik.

Jujur itu ibarat mata uang. Jika kita pernah terbukti melakukan tindakan yang tidak jujur, maka orang lain merasa ragu untuk mempercayai kita, sehingga kita akan kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Ketika kita tidak jujur, orang lain juga akan selalu merasa curiga terhadap apa yang kita lakukan, tutup Hesti yang disambut dengan anggukan oleh Ayu.

Kegiatan pendidikan karakter kali ini dengan tema kejujuran, Dr. Desmal Fajri, S.Ag.,MH selaku PIC Pendikar di Fakultas Hukum mengharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari, dan juga jujur ​​dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan. Dengan berani jujur, diharapkan kedepannya mahasiswa tidak ada lagi yang melakukan kecurangan akademik dengan cara mencontek dan membuat kertas contekan saat ujian, serta tidak melakukan plagiat terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh dosen.

Mahasiswa Peserta Pendikar Yang Berfoto Sambil Menunjukkan Formulis Yang Harus Diisi Dalam Kegiatan Pendikar Hari ini

Dr. Sanidjar Pebrihariati R, SH,.MH selaku Ketua Penyelenggara Pendikar Kampus 2 Proklamator Universitas Bung Hatta yang juga merupakan Wakil Dekan Fakultas Hukum, dalam kegiatan pendikar kali ini, merancang kegiatan pendikar khususnya untuk Fakultas Hukum dengan melakukan pengisian formulir berupa biodata mahasiswa terkait pengalaman mereka saat bertindak jujur, dan mengisi biodata pimpinan Fakultas Hukum, Ketua Bagian dan Ketua Lembaga Mahasiswa yang ada di Fakultas Hukum.

Lebih lanjut, Dr. Sanidjar mengutarakan, kejujuran mahasiswa dalam melakukan pengisian formulir inilah yang menjadi esensi dari implementasi dalam jujur ​​terhadap diri sendiri sesuai dengan tema pendikar. Apakah peserta pendikar ini mendapatkan biodata seperti yang diinstruksikan dengan cara datang langsung kekampus dan bertemu dengan pihak-pihak yang akan dimintakan biodata atau mereka hanya melihat dan memiliki teman yang telah memiliki data terkait dengan form yang harus diisi, ujarnya. (*rbg)