SURAU TINGGI CALAU

    Surau Tinggi Calau "Amalan Shalat 40 hari yang Tidak Lekang oleh Kemajuan Jaman"

    oleh

    Dr. Uning Pratimaratri, S.H.,M.Hum

     

    Surau Tinggi Calau sejak Tahun 2020 telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya dengan SK Bupati Kabupaten Sijunjung Nomor 188.45/52/KPTS-BPT—2020. Penetapan ini seiring dengan penetapan Makam Syekh Abdul Wahab sebagai situs cagar budaya.

    Surau Tinggi Calau ada di Kampung Calau, Jorong Subarang Sukam, Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Surau ini merupakan salah satu jejak sejarah penyebaran Islam di Minangkabau. Surau tidak sebatas digunakan untuk tempat shalat, namun juga merupakan tempat belajar agama Islam. Sejalan dengan kegiatan keagamaan, pada masa lalu banyak aktivitas yang dilakukan di surau seperti belajar silat, adat istiadat, randai, indang menyalin tambo. Tokoh pendiri surau Calau adalah Syekh Abdul Wahab, beliau adalah asli orang Minangkabau dari suku Kampai. Syekh Abdul Wahab merupakan murid dari Syekh Burhanudin dari Ulakan, Padang Pariaman.

    Surau Tinggi Calau merupakan bangunan dengan arsitektur tradisional Minangkabau. Atap surau berbentuk gonjong dan dibuat panggung dengan ditinggikan dari tanah sehingga memiliki kolong, dahulu digunakan untuk kandang hewan peliharaan, salah satunya ayam.

    Bangunan surau dibuat dengan struktur dan konstruksi dari kayu, dan atap dibuat dari seng. Di depan surau ada serambi dan tangga yang dibuat dari keramik.

    Sandi dibuat dari batu berbentuk pipih yang berfungsi sebagai pondasi bangunan. Ruangan surau terbagi atas  lanjar dan ruang yang ditandai oleh tiang. Lanjar adalah bagian antara deretan tiang depan dan belakang, sedangkan ruang adalah bagian antara tiang kiri dan kanan. Surau terdiri dari 3 (tiga) ruang dan 3 (tiga) lanjar. Kondisi bangunan Surau Tinggi dapat dikatakan terawat dengan baik.

    Terdapat ruang untuk penyimpanan naskah (manuscript) yang sangat berharga, seperti Nazam UlakanSilsilah Syattariyah Surau Tinggi di CalauAjaran Tuanku Abdurrahman al-SyattariHikayat SijunjungKaji TubuhSyair Johan Perkasa Syah Alam dari PaninjauanSurat Tuanku Pamansiangan, dan beberapa lainnya. Di samping itu juga ada teks Melayu yang berasal dari daerah lain.

    Selain itu juga ditemukan koleksi manuskrip tentang Syair Dagang karya Hamzah Fansuri, Jawhar al-Haqa’iq karya Syamsuddin al-Sumatra’i, Tanbih al-Masyi al-Mansub ila Tariq al-Qusyasyi karya Abdurrauf ibn ‘Ali al-Jawi al-Fansuri, dan beberapa lainnya (Oman Fathurahman: Manuskrip dan Penguatan Kajian Islam Asia Tenggara, 2015).Teks tersebut menunjukkan bahwa Surau Tinggi Calau mempunyai jaringan keilmuan yang kuat dengan para ulama Aceh. (*UP)

    Kontak Kami

    Address: Kampus Proklamator II, Jl. Bagindo Aziz Chan By Pass Aie Pacah Padang.

    Phone: 0751-463250

    Tax: 0751-7055475.

    Email: rektorat@bunghatta.ac.id

    Website:hukum.bunghatta.ac.id

    Pengunjung

    Today623
    Yesterday1058
    This week1681
    This month26424
    Total513131

    Who Is Online

    12
    Online

    26-09-2023
    © Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta. All Rights Reserved.